KeretaApi Tawang Alun merupakan kereta api yang masih mendapatkan subsidi public service obligaton (PSO) sehingga tarifnya pun sangat terjangkau. Dengan jarak tempuh sekitar 310 km dan waktu tempuh 7 jam 35 menit, pelanggan kereta api hanya perlu membayar sebesar Rp62.000,00. Untuk perjalanan parsial, tarifnya hanya sekitar Rp58.000,00.
BONDOWOSO, – Hari pertama puasa, sejumlah petugas gabungan di Bondowoso langsung tancap gas untuk operasi yustisi. Fokusnya yaitu pemuda-pemudi yang tidak memakai masker di Alun-Alun Bondowoso, kemarin 3/4. Baca Juga  Larang Pemakaian Ponsel, Sistem Pendidikan Tetap Salaf Operasi dilakukan untuk memberikan peringatan kepada sejumlah pemuda yang tidak memakai masker. Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, pada hari pertama buka puasa tersebut, Alun-Alun Bondowoso menjadi sasaran para pemuda untuk menghabiskan waktu malamnya setelah berbuka puasa. Tidak sedikit mereka yang melepas masker. Anggota Koramil Pujer, Serda Syahpudin mengatakan, operasi tersebut dilakukan setiap malam. “Tapi tempatnya berbeda-beda,” terangnya. Selain itu, operasi tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menjaga diri dari virus Covid-19 yang masih belum punah di Bondowoso. Operasi yang dilakukan setiap malam itu juga dilakukan anggota Polres Bondowoso, TNI, dan satpol PP. “Biasanya lengkap sama BPBD dan tim kesehatan. Tapi, kalau malam tidak hadir. Mungkin ada halangan,” terangnya. Pendisiplinan pemakaian masker tersebut tidak hanya pada pembeli yang nongkrong. Tetapi juga dilakukan pemeriksaan pada pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Alun-Alun Bondowoso. Terdapat sejumlah pemuda yang saat itu diinterogasi oleh petugas operasi gabungan tersebut. Di antaranya Ubaydillah, warga asal Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang. Dirinya mengaku, saat berangkat lupa untuk membawa masker. “Lupa bawa masker,” ucapnya. mg5/c2/dwi BONDOWOSO, – Hari pertama puasa, sejumlah petugas gabungan di Bondowoso langsung tancap gas untuk operasi yustisi. Fokusnya yaitu pemuda-pemudi yang tidak memakai masker di Alun-Alun Bondowoso, kemarin 3/4. Baca Juga  Larang Pemakaian Ponsel, Sistem Pendidikan Tetap Salaf Operasi dilakukan untuk memberikan peringatan kepada sejumlah pemuda yang tidak memakai masker. Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, pada hari pertama buka puasa tersebut, Alun-Alun Bondowoso menjadi sasaran para pemuda untuk menghabiskan waktu malamnya setelah berbuka puasa. Tidak sedikit mereka yang melepas masker. Anggota Koramil Pujer, Serda Syahpudin mengatakan, operasi tersebut dilakukan setiap malam. “Tapi tempatnya berbeda-beda,” terangnya. Selain itu, operasi tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menjaga diri dari virus Covid-19 yang masih belum punah di Bondowoso. Operasi yang dilakukan setiap malam itu juga dilakukan anggota Polres Bondowoso, TNI, dan satpol PP. “Biasanya lengkap sama BPBD dan tim kesehatan. Tapi, kalau malam tidak hadir. Mungkin ada halangan,” terangnya. Pendisiplinan pemakaian masker tersebut tidak hanya pada pembeli yang nongkrong. Tetapi juga dilakukan pemeriksaan pada pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Alun-Alun Bondowoso. Terdapat sejumlah pemuda yang saat itu diinterogasi oleh petugas operasi gabungan tersebut. Di antaranya Ubaydillah, warga asal Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang. Dirinya mengaku, saat berangkat lupa untuk membawa masker. “Lupa bawa masker,” ucapnya. mg5/c2/dwi BONDOWOSO, – Hari pertama puasa, sejumlah petugas gabungan di Bondowoso langsung tancap gas untuk operasi yustisi. Fokusnya yaitu pemuda-pemudi yang tidak memakai masker di Alun-Alun Bondowoso, kemarin 3/4. Baca Juga  Larang Pemakaian Ponsel, Sistem Pendidikan Tetap Salaf Operasi dilakukan untuk memberikan peringatan kepada sejumlah pemuda yang tidak memakai masker. Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, pada hari pertama buka puasa tersebut, Alun-Alun Bondowoso menjadi sasaran para pemuda untuk menghabiskan waktu malamnya setelah berbuka puasa. Tidak sedikit mereka yang melepas masker. Anggota Koramil Pujer, Serda Syahpudin mengatakan, operasi tersebut dilakukan setiap malam. “Tapi tempatnya berbeda-beda,” terangnya. Selain itu, operasi tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menjaga diri dari virus Covid-19 yang masih belum punah di Bondowoso. Operasi yang dilakukan setiap malam itu juga dilakukan anggota Polres Bondowoso, TNI, dan satpol PP. “Biasanya lengkap sama BPBD dan tim kesehatan. Tapi, kalau malam tidak hadir. Mungkin ada halangan,” terangnya. Pendisiplinan pemakaian masker tersebut tidak hanya pada pembeli yang nongkrong. Tetapi juga dilakukan pemeriksaan pada pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Alun-Alun Bondowoso. Terdapat sejumlah pemuda yang saat itu diinterogasi oleh petugas operasi gabungan tersebut. Di antaranya Ubaydillah, warga asal Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang. Dirinya mengaku, saat berangkat lupa untuk membawa masker. “Lupa bawa masker,” ucapnya. mg5/c2/dwi
Suasana3 Alun – Alun Malang di Malam Hari Yang Harus Dikunjungi. TANGSEL, Spot19 – Malang adalah kota yang mendapat julukan Kota Apel dan dikenal memiliki beragam destinasi wisata yang indah, menarik, dan unik. Jadi tidak heran jika Kota Malang menjadi pilihan utama salah satu destinasi wisata dalam negeri yang wajib disambangi.
KOTA KULON, Radar Ijen – Alun-alun menjadi salah satu pusat kegiatan di Bondowoso. Mulai dari sarana bermain, olahraga, berjualan, hingga kegiatan bersantai lainnya. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang tak acuh untuk membuang sampah pada tempatnya. Terlihat tumpukan kecil sampah yang berada di beberapa titik. BACA JUGA Warga Curahnongko Geruduk BPN, Tuntut Pembebasan Lahan Tanpa Ganti Rugi Kabid Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup DLH Bondowoso Syahrial Fari menjelaskan, rutinitas kebersihan yang dilakukan oleh petugas dilaksanakan setiap hari. Kegiatan tersebut tak hanya dilakukan di alun-alun, melainkan semua ruang terbuka hijau RTH di Bondowoso. “Jadi, kita itu menangani 30 RTH,” ujarnya. Dia mengakui bahwa penanganan di Alun-Alun Bondowoso membutuhkan tenaga yang ekstra. Sebab, tempat tersebut juga ditempati oleh PKL. Sehingga tak hanya sampah daun yang menjadi masalah, tapi juga sampah plastik yang dihasilkan oleh pengunjung. “Karena kegiatan PKL dilaksanakan dari pagi sampai malam,” ujarnya. Adanya kontainer sampah di alun-alun sebagai salah satu solusi untuk mengatasi banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Bak tersebut dilakukan pengosongan setiap hari. “Begitu sudah penuh, langsung dipindah ke bagian pengangkutan,” bebernya. KOTA KULON, Radar Ijen – Alun-alun menjadi salah satu pusat kegiatan di Bondowoso. Mulai dari sarana bermain, olahraga, berjualan, hingga kegiatan bersantai lainnya. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang tak acuh untuk membuang sampah pada tempatnya. Terlihat tumpukan kecil sampah yang berada di beberapa titik. BACA JUGA Warga Curahnongko Geruduk BPN, Tuntut Pembebasan Lahan Tanpa Ganti Rugi Kabid Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup DLH Bondowoso Syahrial Fari menjelaskan, rutinitas kebersihan yang dilakukan oleh petugas dilaksanakan setiap hari. Kegiatan tersebut tak hanya dilakukan di alun-alun, melainkan semua ruang terbuka hijau RTH di Bondowoso. “Jadi, kita itu menangani 30 RTH,” ujarnya. Dia mengakui bahwa penanganan di Alun-Alun Bondowoso membutuhkan tenaga yang ekstra. Sebab, tempat tersebut juga ditempati oleh PKL. Sehingga tak hanya sampah daun yang menjadi masalah, tapi juga sampah plastik yang dihasilkan oleh pengunjung. “Karena kegiatan PKL dilaksanakan dari pagi sampai malam,” ujarnya. Adanya kontainer sampah di alun-alun sebagai salah satu solusi untuk mengatasi banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Bak tersebut dilakukan pengosongan setiap hari. “Begitu sudah penuh, langsung dipindah ke bagian pengangkutan,” bebernya. KOTA KULON, Radar Ijen – Alun-alun menjadi salah satu pusat kegiatan di Bondowoso. Mulai dari sarana bermain, olahraga, berjualan, hingga kegiatan bersantai lainnya. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang tak acuh untuk membuang sampah pada tempatnya. Terlihat tumpukan kecil sampah yang berada di beberapa titik. BACA JUGA Warga Curahnongko Geruduk BPN, Tuntut Pembebasan Lahan Tanpa Ganti Rugi Kabid Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup DLH Bondowoso Syahrial Fari menjelaskan, rutinitas kebersihan yang dilakukan oleh petugas dilaksanakan setiap hari. Kegiatan tersebut tak hanya dilakukan di alun-alun, melainkan semua ruang terbuka hijau RTH di Bondowoso. “Jadi, kita itu menangani 30 RTH,” ujarnya. Dia mengakui bahwa penanganan di Alun-Alun Bondowoso membutuhkan tenaga yang ekstra. Sebab, tempat tersebut juga ditempati oleh PKL. Sehingga tak hanya sampah daun yang menjadi masalah, tapi juga sampah plastik yang dihasilkan oleh pengunjung. “Karena kegiatan PKL dilaksanakan dari pagi sampai malam,” ujarnya. Adanya kontainer sampah di alun-alun sebagai salah satu solusi untuk mengatasi banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Bak tersebut dilakukan pengosongan setiap hari. “Begitu sudah penuh, langsung dipindah ke bagian pengangkutan,” bebernya.
KBRN Bondowoso : Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bondowoso memberikan bantuan sembako kepada puluhan pekerja kaki lima (PKL) di alun-alun Ki Bagus Asra Bondowoso. Kepala Satpol PP, Slamet Yantoko menerangkan, penerima yang berjumlah 35 orang itu, merupakan PKL yang
BONDOWOSO, – Hiasan berbentuk burung garuda, naga, hingga ular terlihat menawan dipadukan dengan kendaraan roda dua yang ditarik menggunakan kuda. Ya, ketika sore hari pemandangan tersebut selalu tersaji di pusat kota Bumi Ki Ronggo. Sejumlah delman itu merupakan salah satu wisata yang dikenal dengan nama Bendi Wisata Bondowoso. Biasanya bendi-bendi wisata ini mulai beroperasi dari sore hari, kemudian berhenti pada malam hari. Berbagai lika-liku ternyata sudah mereka alami dari awal hingga saat ini. Termasuk harus menghadapi kerasnya hantaman pandemi Covid-19. Biasanya, dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung, bendi wisata itu akan memutari alun-alun sebagai rute utama. Tapi, setelah adanya pandemi, tidak jarang mereka harus mengubah rute sehingga lebih jauh, akibat dari penutupan alun-alun yang sering dilakukan beberapa waktu terakhir. Misnawi, 52, Ketua Paguyuban Bendi Wisata Bondowoso, menjelaskan, pendapatan mereka dari melayani pengunjung yang ingin naik delman tersebut berkurang saat pandemi. Pasalnya, dalam satu hari beroperasi, mereka hanya bisa menghasilkan maksimal Rp 100 ribu. Bahkan tidak jarang, penghasilan mereka berada di bawah angka tersebut. “Kalau pendapatan keuangan jauh berkurang memang,” katanya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen. Tak hanya itu, menurut Misnawi, dalam beberapa bulan terakhir mereka sempat tidak dapat beroperasi. Mengingat alun-alun ditutup total akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM. Beruntung, saat ini penutupan alun-alun hanya dilakukan pada malam hari. Jadi, mereka tetap bisa beroperasi, walaupun pada malam hari harus mengganti rute yang biasa mereka lewati. Jika alun-alun ditutup, biasa mereka beroperasi ke arah barat. Melalui Kelurahan Badean, Kota Kulon, dan kembali ke tempat awal di selatan alun-alun atau di depan Masjid Agung At Taqwa. “Ya, alhamdulillah masih bisa beroperasi,” tutur pria asal Desa Kajar ini. Untuk dapat menikmati sensasi menaiki bendi wisata, pengunjung cukup membayar dengan tarif Rp 30 ribu untuk dua kali putaran. Baik mengelilingi alun-alun ataupun melalui jalur Pekauman hingga Kota Kulon. “Sama, Rp 30 ribu untuk dua putaran,” cetusnya. Paguyuban Bendi Wisata, menurut Misnawi, juga sudah melakukan antisipasi terkait kotoran kuda hingga sisa pakan kuda. Biasanya, mereka menyediakan wadah khusus untuk kotorannya. Hal itu dinilai sebagai wujud upaya menjaga lingkungan tetap bersih. “Dari dulu memang dibentuk kebersihannya. Selalu dijaga,” pungkasnya. c2/lin BONDOWOSO, – Hiasan berbentuk burung garuda, naga, hingga ular terlihat menawan dipadukan dengan kendaraan roda dua yang ditarik menggunakan kuda. Ya, ketika sore hari pemandangan tersebut selalu tersaji di pusat kota Bumi Ki Ronggo. Sejumlah delman itu merupakan salah satu wisata yang dikenal dengan nama Bendi Wisata Bondowoso. Biasanya bendi-bendi wisata ini mulai beroperasi dari sore hari, kemudian berhenti pada malam hari. Berbagai lika-liku ternyata sudah mereka alami dari awal hingga saat ini. Termasuk harus menghadapi kerasnya hantaman pandemi Covid-19. Biasanya, dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung, bendi wisata itu akan memutari alun-alun sebagai rute utama. Tapi, setelah adanya pandemi, tidak jarang mereka harus mengubah rute sehingga lebih jauh, akibat dari penutupan alun-alun yang sering dilakukan beberapa waktu terakhir. Misnawi, 52, Ketua Paguyuban Bendi Wisata Bondowoso, menjelaskan, pendapatan mereka dari melayani pengunjung yang ingin naik delman tersebut berkurang saat pandemi. Pasalnya, dalam satu hari beroperasi, mereka hanya bisa menghasilkan maksimal Rp 100 ribu. Bahkan tidak jarang, penghasilan mereka berada di bawah angka tersebut. “Kalau pendapatan keuangan jauh berkurang memang,” katanya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen. Tak hanya itu, menurut Misnawi, dalam beberapa bulan terakhir mereka sempat tidak dapat beroperasi. Mengingat alun-alun ditutup total akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM. Beruntung, saat ini penutupan alun-alun hanya dilakukan pada malam hari. Jadi, mereka tetap bisa beroperasi, walaupun pada malam hari harus mengganti rute yang biasa mereka lewati. Jika alun-alun ditutup, biasa mereka beroperasi ke arah barat. Melalui Kelurahan Badean, Kota Kulon, dan kembali ke tempat awal di selatan alun-alun atau di depan Masjid Agung At Taqwa. “Ya, alhamdulillah masih bisa beroperasi,” tutur pria asal Desa Kajar ini. Untuk dapat menikmati sensasi menaiki bendi wisata, pengunjung cukup membayar dengan tarif Rp 30 ribu untuk dua kali putaran. Baik mengelilingi alun-alun ataupun melalui jalur Pekauman hingga Kota Kulon. “Sama, Rp 30 ribu untuk dua putaran,” cetusnya. Paguyuban Bendi Wisata, menurut Misnawi, juga sudah melakukan antisipasi terkait kotoran kuda hingga sisa pakan kuda. Biasanya, mereka menyediakan wadah khusus untuk kotorannya. Hal itu dinilai sebagai wujud upaya menjaga lingkungan tetap bersih. “Dari dulu memang dibentuk kebersihannya. Selalu dijaga,” pungkasnya. c2/lin BONDOWOSO, – Hiasan berbentuk burung garuda, naga, hingga ular terlihat menawan dipadukan dengan kendaraan roda dua yang ditarik menggunakan kuda. Ya, ketika sore hari pemandangan tersebut selalu tersaji di pusat kota Bumi Ki Ronggo. Sejumlah delman itu merupakan salah satu wisata yang dikenal dengan nama Bendi Wisata Bondowoso. Biasanya bendi-bendi wisata ini mulai beroperasi dari sore hari, kemudian berhenti pada malam hari. Berbagai lika-liku ternyata sudah mereka alami dari awal hingga saat ini. Termasuk harus menghadapi kerasnya hantaman pandemi Covid-19. Biasanya, dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung, bendi wisata itu akan memutari alun-alun sebagai rute utama. Tapi, setelah adanya pandemi, tidak jarang mereka harus mengubah rute sehingga lebih jauh, akibat dari penutupan alun-alun yang sering dilakukan beberapa waktu terakhir. Misnawi, 52, Ketua Paguyuban Bendi Wisata Bondowoso, menjelaskan, pendapatan mereka dari melayani pengunjung yang ingin naik delman tersebut berkurang saat pandemi. Pasalnya, dalam satu hari beroperasi, mereka hanya bisa menghasilkan maksimal Rp 100 ribu. Bahkan tidak jarang, penghasilan mereka berada di bawah angka tersebut. “Kalau pendapatan keuangan jauh berkurang memang,” katanya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen. Tak hanya itu, menurut Misnawi, dalam beberapa bulan terakhir mereka sempat tidak dapat beroperasi. Mengingat alun-alun ditutup total akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM. Beruntung, saat ini penutupan alun-alun hanya dilakukan pada malam hari. Jadi, mereka tetap bisa beroperasi, walaupun pada malam hari harus mengganti rute yang biasa mereka lewati. Jika alun-alun ditutup, biasa mereka beroperasi ke arah barat. Melalui Kelurahan Badean, Kota Kulon, dan kembali ke tempat awal di selatan alun-alun atau di depan Masjid Agung At Taqwa. “Ya, alhamdulillah masih bisa beroperasi,” tutur pria asal Desa Kajar ini. Untuk dapat menikmati sensasi menaiki bendi wisata, pengunjung cukup membayar dengan tarif Rp 30 ribu untuk dua kali putaran. Baik mengelilingi alun-alun ataupun melalui jalur Pekauman hingga Kota Kulon. “Sama, Rp 30 ribu untuk dua putaran,” cetusnya. Paguyuban Bendi Wisata, menurut Misnawi, juga sudah melakukan antisipasi terkait kotoran kuda hingga sisa pakan kuda. Biasanya, mereka menyediakan wadah khusus untuk kotorannya. Hal itu dinilai sebagai wujud upaya menjaga lingkungan tetap bersih. “Dari dulu memang dibentuk kebersihannya. Selalu dijaga,” pungkasnya. c2/lin
MalamTahun Baru, Alun-alun Kebumen Steril dari Kendaraan Bermotor Sunday, December 29, 2019 inikebumen, Utama - Peringatan Hari Ini Jadwal Keberangkatan KA Bandara YIA dari Kebumen. KA Bandara YIA KA Bandara YIA sudah bisa dipesan lewat aplikasi KA Access www.inikebumen.net KEBUMEN - Mulai 1
BONDOWOSO, – Alun-Alun RBA Ki Ronggo Bondowoso tampak lengang di hari Minggu perdana awal 2021. Empat ruas jalan utama disekat. Yakni Jl. Amir Kusnan Monumen Gerbong Maut, Jl. Jaksa Agung Suprapto depan Lapas Kelas II B Bondowoso, Jl. Letnan Karsono Bank Jatim Bondowoso, dan jalan depan Masjid Agung At Taqwa. Empat ruas jalan di jantung kota itu ditutup mulai pukul hingga Gabungan aparat keamanan diterjunkan untuk menutup dan mengalihkan arus. Mulai dari Kepolisian Resor Bondowoso, Kodim 0822 Bondowoso, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Dishub Bondowoso. Kanit Dikyasa Satlantas Polres Bondowoso IPDA Suminar mengatakan, pihaknya menjalankan tugas mengawasi kawasan physical distancing di alun-alun. “Kami tutup sementara waktu dan berjaga di empat titik. Mulai dari simpang SDN Kotakulon, simpang kantor pos, simpang BSM, dan simpang GOR Pelita. Juga ada di simpang tiga pegadaian,” ujar Suminar. Sebanyak 25 personel kepolisian disiagakan dalam pengamanan dan pengawasan, minggu pagi kemarin. “Kami tutup sementara untuk menghindari aktivitas car free day terlebih dahulu dari kerumunan warga. Juga sesuai surat edaran peraturan bupati perbup mengenai pencegahan dan penyebaran klaster akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021,” imbuh Suminar kepada Jawa Pos Radar Ijen. Namun, meski sudah diberi papan jalan tanda ditutup, tak jarang pengendara bermotor yang ingin menerobos penutupan jalan. Dengan berbagai alasan, walaupun jaraknya dekat. BONDOWOSO, – Alun-Alun RBA Ki Ronggo Bondowoso tampak lengang di hari Minggu perdana awal 2021. Empat ruas jalan utama disekat. Yakni Jl. Amir Kusnan Monumen Gerbong Maut, Jl. Jaksa Agung Suprapto depan Lapas Kelas II B Bondowoso, Jl. Letnan Karsono Bank Jatim Bondowoso, dan jalan depan Masjid Agung At Taqwa. Empat ruas jalan di jantung kota itu ditutup mulai pukul hingga Gabungan aparat keamanan diterjunkan untuk menutup dan mengalihkan arus. Mulai dari Kepolisian Resor Bondowoso, Kodim 0822 Bondowoso, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Dishub Bondowoso. Kanit Dikyasa Satlantas Polres Bondowoso IPDA Suminar mengatakan, pihaknya menjalankan tugas mengawasi kawasan physical distancing di alun-alun. “Kami tutup sementara waktu dan berjaga di empat titik. Mulai dari simpang SDN Kotakulon, simpang kantor pos, simpang BSM, dan simpang GOR Pelita. Juga ada di simpang tiga pegadaian,” ujar Suminar. Sebanyak 25 personel kepolisian disiagakan dalam pengamanan dan pengawasan, minggu pagi kemarin. “Kami tutup sementara untuk menghindari aktivitas car free day terlebih dahulu dari kerumunan warga. Juga sesuai surat edaran peraturan bupati perbup mengenai pencegahan dan penyebaran klaster akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021,” imbuh Suminar kepada Jawa Pos Radar Ijen. Namun, meski sudah diberi papan jalan tanda ditutup, tak jarang pengendara bermotor yang ingin menerobos penutupan jalan. Dengan berbagai alasan, walaupun jaraknya dekat. BONDOWOSO, – Alun-Alun RBA Ki Ronggo Bondowoso tampak lengang di hari Minggu perdana awal 2021. Empat ruas jalan utama disekat. Yakni Jl. Amir Kusnan Monumen Gerbong Maut, Jl. Jaksa Agung Suprapto depan Lapas Kelas II B Bondowoso, Jl. Letnan Karsono Bank Jatim Bondowoso, dan jalan depan Masjid Agung At Taqwa. Empat ruas jalan di jantung kota itu ditutup mulai pukul hingga Gabungan aparat keamanan diterjunkan untuk menutup dan mengalihkan arus. Mulai dari Kepolisian Resor Bondowoso, Kodim 0822 Bondowoso, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Dishub Bondowoso. Kanit Dikyasa Satlantas Polres Bondowoso IPDA Suminar mengatakan, pihaknya menjalankan tugas mengawasi kawasan physical distancing di alun-alun. “Kami tutup sementara waktu dan berjaga di empat titik. Mulai dari simpang SDN Kotakulon, simpang kantor pos, simpang BSM, dan simpang GOR Pelita. Juga ada di simpang tiga pegadaian,” ujar Suminar. Sebanyak 25 personel kepolisian disiagakan dalam pengamanan dan pengawasan, minggu pagi kemarin. “Kami tutup sementara untuk menghindari aktivitas car free day terlebih dahulu dari kerumunan warga. Juga sesuai surat edaran peraturan bupati perbup mengenai pencegahan dan penyebaran klaster akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021,” imbuh Suminar kepada Jawa Pos Radar Ijen. Namun, meski sudah diberi papan jalan tanda ditutup, tak jarang pengendara bermotor yang ingin menerobos penutupan jalan. Dengan berbagai alasan, walaupun jaraknya dekat.
Asiikxjalan2 malam di alun alun kota Bondowoso, pernak pernik lampu yg menghiasi sepanjang alun alun Bondowoso yg bikin betah d alun alun
Ari Fathurriza - Sunday, 12 Feb 2023 0039 WIB Kirim Reviewmu Alun-alun Bondowoso Harga Tiket, Foto, Lokasi, Fasilitas dan Spot Bagi kamu yang ingin merencanakan liburan bersama keluarga pastinya harus memilih tempat liburan yang cocok untuk hal tersebut dong, nah bagi kamu yang belum memilih tempat liburan yang cocok, coba deh sekali-kali berlibur ke tempat wisata yang terletak di Bondowoso ini. Yaitu Alun-alun Bondowoso itu sendiri, sebuah taman yang sangat cocok digunakan untuk berkumpulnya sanak keluarga. Bagi kamu yang ingin berlibur namun masih bingung mau pergi ke tempat wisata seperti apa, coba deh pergi berlibur ke Alun-alun Bondowoso ini. Alun-alun yang terletak di Kotakulon, Kec. Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini memang sangat cocok digunakan untuk kamu yang ingin berlibur bersama keluarga. Bagi kamu yang ingin berlibur bersama keluarga dan ingin mencoba bersantai di alun-alun, coba deh berkunjung ke tempat wisata yang satu ini. Dan kamu juga bisa hunting selfie kekinian lho disini. Alun-alun Bondowoso sendiri memang sangat cocok untuk liburan bersama keluarga, dan tempat wisata yang satu ini memang sudah terkenal karena keindahan dan banyak yang bersantai disini saat liburan. Disini kamu bisa melihat keindahan di kawasan tempat wisata tersebut karena masih memiliki kesan alami dan juga kamu bisa mencari berbagai spot foto yang cocok dengan seleramu, bagi kamu yang penasaran, langsung aja deh pergi ke tempat wisata yang satu ini. Dijamin liburanmu akan semakin berkesan dan akan menambah koleksi fotomu selfie kekinianmu. Fasilitas Yang Terdapat di Sekitar Kawasan Alun-alun Bondowoso Bagi kamu yang ingin berkunjung ke tempat wisata yang satu ini pastinya kamu harus mengetahui dong apa saja fasilitas yang terdapat di tempat wisata yang satu ini, jangan sampai kamu tidak tahu apa-apa soal fasilitas yang ada di tempat wisata ini. Untuk fasilitasnya sendiri, di sekitar kawasan Alun-alun Bondowoso ini terdapat banyak fasilitas yang bisa dibilang cukup lengkap dan memiliki area parkir yang sangat luas, jadi kamu tidak perlu khawatir jika datang kesini pada waktu liburan. Selain itu disepanjang kawasan alun-alun ini juga terdapat sebuah wc umum jika kamu ingin membuang air kecil maupun besar, dan terdapat juga rumah makan jika kamu merasa lapar. Selain itu di Alun-alun Bondowoso ini juga memiliki banyak sekali spot foto yang bisa kamu coba, maka tak heran jika tempat wisata yang satu ini selalu ramai dikunjungi pelancong saat liburan. Pokoknya tempat wisata yang satu ini sangat recommended banget deh buat kamu yang ingin berkumpul bersama keluarga & pemburu spot selfie kekinian, bagi kamu yang belum pernah kesini, coba deh pergi ke tempat wisata yang satu ini. Dan kamu juga bisa lho mencoba bersantai bersama keluarga di taman alun-alun ini. Hunting Foto Kekinian di Alun-alun Bondowoso Bagi kamu yang ingin berkunjung ke tempat wisata yang satu ini kamu harus tahu dong beberapa spot foto yang dapat menghasilkan foto yang bagus dan kekinian. Kamu bisa berfoto di kawasan Alun-alun Bondowoso ini, lalu kamu juga bisa mengambil beberapa foto saat kamu berada di sepanjang alun-alun. Selain itu kamu juga bisa mengambil foto bersama keluarga dengan latar belakang pemandangan yang sangat indah pada malam hari. Pokoknya wisata yang satu ini cocok banget deh bila digunakan untuk hunting foto, apalagi kamu pecinta selfie kekinian. Selain itu, kamu juga bisa mengambil foto saat kamu bersantai di taman alun-alun ini, jadi foto yang dihasilkan juga bagus dan keren. Jadi, bagi kamu yang belum pernah ke tempat wisata ini, coba deh liburan ke Alun-alun Bondowoso yang satu ini bersama keluarga ataupun pacarmu, dijamin pengalaman liburanmu menjadi tambah menyenangkan. Dan jangan lupa untuk membawa kamera ya untuk mengabadikan momenmu yang terbaik. Baca juga Alun-Alun Kidul, Wisata Menikmati Pesona Malam Jogja Akses Jalan Menuju Alun-alun Bondowoso Bagi kamu yang berencana untuk berkunjung ke Alun-alun bondowoso ini tentunya harus tahu dong akses jalan menuju tempat wisata tersebut. Jika kamu belum tahu tapi nekat untuk pergi kesana, bisa-bisa kamu bukannya liburan kamu malah nyasar ketempat lain nantinya. Bagi kamu yang ingin pergi ke tempat wisata yang satu ini, kamu harus mengetahui akses jalan kesana, untuk akses jalan ke alun-alun tersebut kamu cukup melewati jalur utama dari dari Bondowoso, yaitu Jl. Raya Pakisan, untuk lebih jelasnya bisa kamu lihat di peta berikut ini Selain melewati jalur utama, kamu juga bisa melewati jalur alternatif bila jalan utama macet. Dan untuk mencapai tempat wisata tersebut dari Bondowoso akan memakan waktu sekitar 29 menit lebih lebih bila tidak macet, dan jika macet maka waktu yang ditempuh pastinya akan lebih lama dong. Dan jika macet kamu bisa melewati jalur alternatif tersebut untuk menuju tempat wisata yang satu ini. Maka dari itu kamu harus pintar mencari jalur dan melihat info lalu lintas terkini. Jam Buka Dan Harga Tiket Untuk Masuk ke Alun-alun Bondowoso Untuk jam bukanya sendiri, Alun-alun Bondowoso ini buka selama 24 jam alias tidak pernah tutup. Jadi, bagi kamu yang berasal dari luar kota dan ingin pergi kesini, bebas untuk berangkat kapanpun, dan diusahakan jangan terlalu siang ya, karena sudah terlalu ramai jika siang hari dan untuk harga tiketnya sendiri kamu tidak perlu membayar alias gratis. Jadi bagi kamu yang kesini sudah tahu kan biaya yang harus dikeluarkan berapa?. Dan jangan sampai lupa membawa dompet ya untuk keperluan lainnya. Tips Berlibur ke Alun-alun Bondowoso Bagi kamu yang ingin berlibur ke tempat wisata yang satu ini ada beberapa hal yang wajib kamu perhatikan sebelum berlibur kesana. Yang pertama kamu harus membawa kamera untuk mengabadikan momen liburan bersama keluarga, dan pastinya liburanmu akan sia-sia bila tidak membawa kamera dong. Selanjutnya kamu juga bisa mencoba berbagai spot foto yang bagus di tempat wisata ini. Dan yang paling penting jangan buang sampah sembarangan. Itulah ulasan singkat mengenai Alun-alun Bondowoso yang sangat cocok untuk kamu yang ingin bersantai dan pecinta selfie kekinian, bagi kamu yang tertarik untuk berlibur ke tempat wisata yang satu ini bersama keluarga, kamu bisa menerapkan beberapa tips di atas supaya liburanmu menjadi lancar dan menyenangkan. Semoga artikel ini dapat membantu liburanmu dan selamat berlibur ya. Editor Ari Fathurriza Terbaru Artikel Terkait
Cinematicmalam hari di alun-alun Bondowoso modal HP Android#cinematic #cinematicvideo #videography #aesthetic #alunalunbondowoso #bondowoso #hpoppo #hpandro
Bagai hutan yang menjadi paru-paru dunia, keberadaan Alun-alun pun berfungsi sama untuk kota. Memberikan udara segar, sekaligus menambah cantik tata ruang perkotaan, termasuk Alun-alun Mojokerto. Lokasinya berada di Jalan Veteran, Mergelo, Magersari. Tepat di seberang Masjid Agung Al Fatah, masjid tertua setempat. Dalam beberapa tahun terakhir kawasan ini terus direnovasi dan mengalami sejumlah pembaharuan konsep. Tampilannya jadi lebih apik dan ramah pengunjung, termasuk untuk dikunjungi pada malam hari. Bangunan Tugu Tugu di dalam kompleks alun-alun c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukSebagai bentuk upaya peremajaan pariwisata di Mojokerto, tugu di dalam alun-alun direnovasi agar lebih hidup dan menarik perhatian. Di tengah halaman luas, bediri sebuah tugu merah putih kokoh dengan sentuhan cahaya biru laut di malam hari. Tugu ini juga dikelilingi area bermain untuk anak-anak. Wahana Permainan Skuter Anak Wahana permainan skuter c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukAlun-alun Mojokerto kini juga diramaikan wahana skuter anak unik dan cantik. Sedikit berbeda dari skuter pada umumnya, skuter di sini diberi sentuhan kerangka warna-warni apik dengan bentuk beragam. Mulai dari kupu-kupu, Doraemon, kucing, dan karakter kesukaan anak- anak lainnya. Dengan demikian, kawasan alun-alun tak hanya bisa digunakan mencari udara segar bagi kalangan dewasa namun juga wahana bermain anak-anak yang terjangkau. Lampion Bunga Warna – Warni Berfoto di dekat lampion bunga-bunga c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukSelain wahana permainan, sisi lain tugu juga dilengkapi kelap-kelip lampion indah yang berbentuk bunga tulip warna-warni, disusun teratur di tepian jalan. Cahaya temaramnya semakin menambah kesan tak terlupakan saat berkunjung ke sini. Dekorasi cantik ini tak hanya menarik perhatian anak – anak, namun juga memanjakan kalangan dewasa. Tak heran jika kerap ada banyak pengunjung berebut ingin berfoto di area lampion ini. Patung Gajah Berpose di depan Patung Gajah c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukDi luar konsep permainan warna, Alun-alun Mojokerto juga berhiaskan patung gajah keren. Posisinya berada di dekat gapura halaman. Area sekitarnya dikelilingi tumbuhan hijau segar dan pencahayaan temaram. Hal ini jadi daya tarik tersendiri, mengundang pengunjung untuk semakin antusias datang ke alun-alun. Gapura Khas Majapahit Gapura Khas Majapahit c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukKonsep baru Alun-alun Mojokerto sepertinya ingin menonjolkan ciri khas kota sebagai pusat Kerajaan Majapahit. Hal tersebut nampak dari kehadiran gapura merah bata dengan arsitektur khas zaman kerajaan di masa lampau. Gapura ini sekaligus menjadi pintu masuk kawasan alun-alun. Banyak Pedagang Keliling Pedagang keliling di sekitar alun-alun c Dwi Wahyu Intani/TravelingyukJalan-jalan di malam hari tak lengkap rasanya tanpa makanan atau minuman untuk melepas dahaga. Untungnya di sekitar Alun-alun Mojokerto terdapat area khusus untuk pedagang keliling. Teman Traveler bisa menikmati suasana malam khas perkotaan lebih santai, tanpa takut kelaparan atau kehausan. Bagaimana Teman Traveler, tertarik mengunjungi Alun-alun Mojokerto di malam hari? Ruang publik ini juga masih memiliki area potret, olahraga, dan hiburan menarik lainnya lho. Advertisement Tags Indonesia Jawa Timur kontributor Mojokerto Travelingyuk wisata mojokerto
BazarRamadan 2022 di Alun-Alun Bondowoso Dimulai Hari Ini, Total Ada 150 UMKM Senin, 04 April 2022 - 14:27 | 41.67k Suasana Bazar Ramadan di Alun-Alun RBA Ki Ronggo Bondowoso tahun kemarin (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia) Pewarta: Moh Bahri | Editor: Faizal R Arief
Bondowoso Antara Jatim - Kegiatan "Bondowoso Bersholawat" di Alun-alun Kota Bondowoso, Jawa Timur, Kamis malam dan berakhir hingga Jumat dini hari dimeriahkan dengan lambaian bendera merah putih yang dipegang oleh orang menghadiri kegiatan yang disi penampilan "Jam'iyah Sholawat Bhenning" dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Kabupetan Situbondo, itu. Mereka tidak beranjak hingga acara berakhir dengan tausiah dan doa dari Pengasuh Ponpes Sukorejo KHR Ahmad Azaim melambai-lambaikan merah sebagai lambang cinta Tanah Air, acara itu juga diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya".Sebelum tausiah, jemaah dihibur dengan iringan selawat hadrah yang merdu oleh personel Jam'iyah Sholawat Bhenning serta adegan teater dengan lakon berjudul "Penguasa Dzolim Arya Kuwu".Penampilan teater asuhan Ustaz Zainul Walid itu menyedot perhatian penonton dengan pesan dakwah tentang pemilihan pemimpin di suatu negeri. Lakon itu mengisahkan Kadipaten Pajang yang akan memilih seorang pemimpin atau dua calon dengan karakter bertolak belakang dalam adegan itu. Tokoh pertama adalah Arya Kuwu yang berambisi untuk berkuasa dan tokoh kedua adalah Arya Damar dengan watak santri yang "tawaddhuk" atau patuh pada petuah ulama dan tidak mewujudkan ambisinya, Arya kuwu mendatangi seorang dukun Mbah Dawuh diperankan oleh Zainul Walid dengan membawa sepeti emas. Dia berjanji kalau menang dan dilantik menjadi adipati, akan menambah lagi satu peti emas untuk Mbah pemilihan adipati dimenangi oleh Arya Kuwu. Setelah dilantik menjadi adipati, Arya Kuwu menunjukkan watak aslinya yang serakah dan kejam. Ia menarik upeti dari rakyatnya yang sudah menderita. Ia membunuh rakyatnya yang menentang sisi lain, Mbah Dawuh berharap kiriman emas dari Arya Kuwu. Setelah ditagih, Arya Kuwu menolaknya. Mbah Dawuh marah dan meminta pertolongan harimau penguasa Pajang untuk membunuh Arya tampil di acara pengajian, kata Zainul Walid, lakon drama ini juga berbingkai dakwah. Pesan yang disampaikan dalam lakon ini adalah ajakan kepada masyarakat di suatu wilayah untuk menjaga kerukunan meski berbeda dalam pilihan politik."Karena kalau rakyat di suatu wilayah atau negeri tidak rukun, maka tunggulah kehancuran negeri itu," kata ustadz yang juga dikenal sebagai penyair dan dramawan itu, pesan dalam lakon itu adalah, kedzaliman akan hancur jika melawan kebenaran. Sebaliknya kebenaran akan menemukan kemenangannya pada suatu saat. Setelah kematian Arya Kuwu, ulama di Pajang berunding dan sepakat memilih Arya Damar sebagai adipati agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di negeri yang diwarnai permusuhan itu kemudian berakhir dengan ajakan ulama agar rakyat Kadipaten Pajang bersatu padu membangun negerinya. Panggung yang menghadap ke timur itu kemudian dimeriahkan kembali oleh alunan selawat dari kelompok "Sholawat Bhenning".Kiai Azaim yang juga cucu dari Pahlawan Nasional KHR As'ad Syamsul Arifin ini dalam ceramahnya mengingatkan jemaah tentang hadits Nabi Muhammad yang menyebutkan ada tujuh golongan umat yang kelak di Padang Mahsyar akan mendapatkan naungan dari dari golongan itu adalah orang yang saling mencintai karena Allah, kemudian berpisah juga karena Allah. Kiai Azaim menyebut bahwa para jemaah itu berkumpul karena Allah dan kemudian kembali ke rumahnya juga karena memenuhi kewajibannya masing-masing sebagaimana diperintahkan oleh Allah."Semoga kita semua menjadi bagian dari tujuh golongan yang kelak mendapat naungan dari Allah. Aamiinn," kata ulama muda kharismatik Bersholawat itu digelar oleh mahasiswi KKN Institut Agama Islam Ibrahimy IAII Sukorejo, Situbondo, bekerja sama dengan Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafiiyah IKSASS Rayon Bondowoso.*
v5qO2m9. mi9pely0tk.pages.dev/239mi9pely0tk.pages.dev/375mi9pely0tk.pages.dev/282mi9pely0tk.pages.dev/359mi9pely0tk.pages.dev/289mi9pely0tk.pages.dev/156mi9pely0tk.pages.dev/11mi9pely0tk.pages.dev/311mi9pely0tk.pages.dev/291
alun alun bondowoso malam hari